BIMBINGAN MENULIS DARI PROFESOR


Moderator : Bu Kanjeng

Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit

Resume    : 11

Oleh    : Abraham Tefa

BIMBINGAN MENULIS DARI PROFESOR


TENTANG NARASUMBER

Seorang Guru Besar yang ramah, bertangan dingin, tidak menjaga jarak dengan muridnya  dan sangat bertalenta hadir menjadi narasumber malam ini. Beliau adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Ia lahir di Jakarta, 24 Januari 1969. Sebagai seorang Profesor ia tentu telah melalui seluruh jenjang pendidikan bahkan melakukan berbagai publikasi sebagai persyaratan meraih gelar guru besar. Yang ingin mengenal lebih sang profesor dapat mengunjung website http: // www. Eko-Indrajit.com. 

Prof. Eko telah aktif menerbitkan lebih dari 50 buku dan ratusan jurnal nasional di bidang bisnis, manajemen, dan teknologi informasi - sebagian besar berasal dari pengalamannya mempraktikkan pengetahuan dan keterampilannya di berbagai bidang: perbankan dan keuangan, telekomunikasi, manufaktur, ritel dan distribusi, penerbangan, minyak dan gas, transportasi, pendidikan, perawatan kesehatan, dan industri berbasis layanan lainnya.

Dalam tulisan ini saya akan lebih mengemukakan detail kebiasaan menulis profesor sejak dari lingkungan keluarga hingga mengabdi dan membimbing para muridnya di kampus dan komunitas seperti group belajar online ini untuk menulis. 

MENULIS ITU TRADISI KELUARGA

Walau tidak semua keluarga mempunyai kebiasaan menulis, namun keluarga Prof. Eko. punya tradisi berbeda dengan keluarga yang lainnya di Indonesia. Memiliki Ayah sebagai pegawai pemerintah yang punya tanggungjawab menunaikan tugas dengan tulus, ayah Prof. Eko selalu menyempatkan diri menulis. Meskipun pekerjaan menulis sebagai jawaban terhadap tuntutan pekerjaan dan untuk menghindarkan diri dari pikun sebagai alasannya, secara tidak sengaja ayah Prof. Eko telah menularkan kebiasaan yang baik bagi anggota keluarganya termasuk Prof. Eko untuk memiliki tradisi menulis sejak dini dari lingkungan keluarga.

Setelah 35 tahun berkarya dan pensiun, Ayah Prof. Eko mengajaknya menulis bersama. Prof. Eko bersama ayahnya pun sudah menulis buku bersama kurang lebih 10 buah. Sungguh sebuah kolaborasi yang sangat luarbiasa. Karya bersama anggota keluarga yang sangat menginspirasi keluarga lain  karena membudayakan literasi sejak dini dari tengah-tengah keluarga. 

Pengalaman Prof. Eko bersama ayahnya juga di terapkan dalam keluarganya sendiri. Kepada anaknya, ia carikan buku-buku yang sudah ada filemnya seperti "Tenggelamnya Kapal Van der Wijik" Kemudian anaknya diminta melihat perbedaannya. Anaknya suka melalukan hal tersebut. Ia disuruh tonton dulu filemnya, baru baca bukunya. Ternyata anaknya Prof. Eko menangis terharu.

Sebuah pengalaman yang patut dicontohi setiap keluarga Indonesia. Khususnya keluarga para pendidik seperti saya dan teman-teman anggota gorup belajar menulis online bersama Omjay. Tanggung jawab terhadap implementasi budaya literasi program pemerintah mesti dimulai dari keluarga.

MENULIS SEJAK DI BANGKU SEKOLAH

Budaya literasi ternyata sudah dimiliki Prof. Eko sejak kecil. Di usia anak-anak, Prof. Eko telah membiasakan diri berliterasi dengan cara selalu membaca majalah anak seperti majalah bobo, dan majalah anak lainnya. Ketika menanjak remaja, buku yang ia baca semua karya punjangga lama dan pujangga baru, seperti: Layar Terkembang, Siti Nurbaya, Perawan di Sarang Penyamun, dan lain sebagainya.

Prof. Eko juga medapatkan pengalaman berharga saat duduk di bangku sekolah waktu SMP dan SMA. Sekolahnya mewajibkan mereka membaca karya sastra Indonesian kemudian  mereka lalu membuat sinopsisnya. Sungguh sebuah pengalaman yang sangat berguna untuk kelangsungan pendidikan yang ia akan tempuh pada jenjang berikutnya. 

Aktivitas menulis lebih giat Prof. Eko dilakukan semenjak duduk  pada semester 1 di Institut Teknologi Surabaya tahun 1988. Ketika itu ia rajin menulis karena kesepian, karena untuk pertama kalinya kos-kosan dan tinggalkan orang tua.

Karena sering menulis, maka banyak teman mulai dekat dan ia tidak kesepian lagi. Teman-teman tersebut juga memberikan kesempatan bagi Prof. Eko untuk sharing mengenai banyak hal, dan akhirnya mereka berkabolarasi.

TERLIBAT DALAM PEMBANGUNAN NEGERI

Sebagai seorang pendidik di lembaga pendidikan tinggi, Prof. Eko sehari-hari mengabdikan dirinya membimbing dan mengajar mahasiswa demi berbagi ilmu pengetahuan. Dengan kerelaan Prof. Eko mengabdi tidak hanya pada satu kampus tertentu. Ia bahkan melayani hampir sebagian besar kampus terkenal di Indonesia bahkan luar negeri. 

Tidak terbatas hanya pada dunia kampus, Prof. Eko juga menyumbangkan pikiran dan tenaganya begi pembangunan bangsa dengan melibatkan diri di beberapa lembaga negara sebagai tenaga ahli. Instansi pemerintah yang pernah melibatkan Prof. Eko sebagai staf khusus dan penasihat  di antaranya: Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Pertahanan Nasional (Lemhannas), Badan Narkotika Nasional, dan Bank Sentral. Indonesia - sebelum akhirnya diangkat sebagai Ketua pertama ID-SIRTII (Tim Tanggap Insiden Keamanan Indonesia Bidang Infrastruktur Internet). Ia juga ditugaskan oleh pemerintah Indonesia untuk menjadi anggota Dewan Standar Nasional Pendidikan (BSNP-Kementerian Pendidikan), Badan Otoritas Sertifikasi Profesi Indonesia (BNSP-Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi), dan Dewan Nasional. Dewan Riset (DRN-Kementerian Riset dan Teknologi).

MEMBIMBING PENULIS PEMULA

Sosok yang sangat bersahaja, suka berbagi tidak membatasi diri dengan satu kalangan saja bahkan rela berbagi kapan pun dihubungi pasti langsung direspon, itulah Porf. Eko Indrajit. Saat bergabung dengan organisasi profesi guru (PGRI), Prof. Eko langsung menyambut baik permintaan bapak Wijaya Kusumah, Guru Bolger Indonesia untuk hadir dan berbagi ilmu menulis di group belajar menulis online yang ia kelola. 

Kesediaan Prof. Eko untuk ada dalam komunitas belajar menulis online, akhirnya ia dipertemukan dengan guru-guru dari seluruh pelosok tanah air. Guru-guru beruntung yang bertemu Prof. Eko dalam pertemuan awal, mereka di antaranya adalah: Yulius Roma Pantandean, Noralia Purwa, Ditha Widya Utami, Theresia Sri Rahayu, Jamila K Baderan, Eva Hariyati Israel dan puluhan lainnya yang bergabung dalam group. 

Para guru ini dibimbing menulis oleh profesor dengan mengajak berdiskusi sepanjang pembelajaran. Di akhir pembelajaran Prof. Eko kemudian memberikan tentangan kepada peserta belajar untuk siapa yang ingin berkolaborasi bersamanya menulis buku dalam satu minggu. Dari seluruh peserta menulis di group ada 20 orang menyatakan bersedia berkolabodasi untuk menulis bersama sang profesor. 

Sampai saat ini telah terbit sekitar 9 buku hasil kolaborasi Prof Eko dengan peserta yang menerima tantangan beliau dari pelatihan sebelumnya. Materinya diambil dari sesi-sesi di ekoji channel milik profesor. Tiap tema dalam tiap sesi dikembangkan menjadi tulisan dalam seminggu. Selanjutnya direvisi dan diterbitkan. Prof Eko hanya menjadi sahabat berjalan bersama guru-guru hebat Indonesia yang penuh dengan inspirasi.

TIPS MENULIS ALA PROFESOR

Menurut Prof. Eko menulis itu mudah. Kalau kita senang berbicara, berarti memiliki bakat menulis. Karena apa yang kita obrolkan itu bisa ditulis. Kalau kita senang berfikir, berarti punya modal menulis. Karena apa yang dipikirkan dapat  ditorehkan ke dalam kertas dan pada zaman sekarang tinggal menulis di atas tombol keybord computer atau di WA.

Untuk memulai menulis, sebaiknya dari hal-hal yang sederhana dulu. Tidak usah cari target yang muluk-muluk. Apalagi sekarang zaman internet, di mana kita dapat mulai latihan melalui blog, seperti yang dicontohkan oleh Om Jay. Bagi penulis pemula bisa berpedoman pada 5W1H, yaitu menjawab pertanyaan What, Why, Where, When, Who, dan How. Menulis dijadikan kebiasaan.

Saran dari Prof. Eko, dalam menulis tak perlu takut salah, diejek teman atau tidak digubris. Menulislah untuk berbagi kepada orang lain yang membaca. Ia mengambil salah satu lirik dalam lagu Kasih Ibu, “Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai Sang Surya, menyinari dunia”. Jadi tidak perlu khawatir dengan apa yang ditulis.  Prof Eko juga sering tulisannya tidak dimuat yaitu ketika masih belajar menulis.  Biasanya bukan karena tulisannya jelek, tapi karena tidak selaras atau cocok dengan misi penerbitnya.

Beberapa tips yang dibagikan sang profesor, bagi yang super sibuk, bisa menulis malam hari. Prof Eko biasa menulis satu halaman sebelum tidur. Ini membantunya agar bisa ngantuk. Apa saja yang ada di kepala ia tulis. Kalau satu hari satu halaman, berarti tiga bulan sudah sekitar 100 halaman. Barulah diterbitkan dalam bentuk bunga rampai pikiran sebelum tidur. Tentu akan banyak yang baca, karena apa yang dialami dapat menjadi pelajaran indah bagi orang lain.

Demikian pengalaman berbagi ilmu menulis bersama profesor dalam acara belajar online malam ini. Sebuah pengetahuan dan pengalaman baru didapat di sini.  Semoga bermanfaat bagi saya dan sahabat semuanya yang membaca resume saya ini. Salam Guru Hebat, salam literasi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

IDE DALAM MENULIS

PENGALAMAN ADALAH INSPIRASI MENULISKU

Berbagi pengalaman Menulis Bersama Cikgu Tere