NIAT TEKAD DAN NEKAT BU JAMILA

Moderator : Bu Aam

Narasumber: Jamila K Baderan

Profil narasumber:

NEKAT BERBUAH MANIS

OLEH: ABRAHAM TEFA, S.Pd

Malam ke-15 kelas belajar menulis online bersama Omjay hari Jumat, 4 September 2020 kami kembali belajar dan didampingi oleh Bu Aam sebagai moderator. Untuk kedua kalinya Bu Aam menjadi moderator menggantikan Bunda Kanjeng yang secara berturut-turut 10 hari telah mendampingi kami sebagai moderator. Pada malam ini kami kedatangan seorang narasumber asal Gorontalo. Narasumbernya adalah Ibu Jamila K. Baderan, biasa di panggil Bu Mila, ia lahir di Sidodadi, tanggal 14 juni 1978. Seperti biasanya, setelah memberi salam moderator memberitahukan aturan belajar dan mempersilahkan narasumber masuk kelas. Setelah narasumber masuk kelas dan memperkenalkan diri, lalu mulai membagikan pengalamannya menulis dan menerbitkan buku seperti yang saya rangkum berikut ini.

CITA-CITA

Sebagaimana seorang anak pada umumnya, Bu Mila juga memiliki sebuah cita-cita sejak kecil sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Tidak terlalu muluk-muluk cita-citanya. Mila kecil kala itu berkeinginan menjadi seorang Komikus kelak sudah dewasa. Niat yang timbul dalam hatinya ini didorong oleh kebiasaan Bu Mila yang punya kebiasaan menggambar. Seiring berjalannya waktu, setelah menjadi dewasa cita-cita ini belum terwujud. Entah karena kesibukan ataukah karena tuntutan pelayanan sebagai seorang pendidik, sehingga Bu Mila lebih menyibukan diri dengan membuat media pembelajaran. 

BERGABUNG DALAM KOMUNITAS MENULIS

Berkat dari berteman dengan guru-guru hebat di berbagai pelosok tanah air, Bu Mila suatu saat secara tidak sengaja mengakses media sosial facebook, ia menemukan postingan dari teman-teman yang terus memuat tulisan-tulisan inspiratif berupa artikel atau cerita yang mengugah hati. Termotivasi dengan tulisan teman-teman yang muncul setiap hari, timbul niat dalam hati Bu Mila untuk ikut menulis dan menuangkan ide-idenya. Betapa kuatnya dorongan dari dalam hati Bu Mila untuk ikutan menulis membuatnya memberanikan diri bertanya kepada teman-teman. Disebutkan Bu Mila bak gayung bersambut, ia langsung mendapat ajakan melalui postingan di media sosial untuk bergabung dalam group menulis online bersama Omjay. Saat bergabung Bu Mila dikelompokkan dalam gelombang 5 Group Menulis Bersama Omjay. 

Dalam group belajar online Bu Mila dibimbing untuk menulis. Bu Jamila menjumpai narasumber-narasumber penuh talenta yang siap berbagi pengetahuan dan pengalaman inspiratif. Guru-guru hebat itu di antaranya adalah Om Wijaya Kusumah, Pak Dedi Dwitagama, Paman Apiq, Prof. Eko Indrajit, dan Guru hebat lainya. 

Pengalaman berlatih menulis dalam group menjadi sebuah tantangan bagi Bu Mila. Jika kebanyakan orang menganggap menulis adalah pilihan, berbeda dengan Bu Mila. Ia menganggap menulis adalah sebuah tantangan. Kesimpulan bahwa menulis adalah tantangan bukan karena Bu Mila tidak memiliki ide untuk dituangkan menjadi sebuah tulisan. Hal yang menjadi sulit ialah saat hendak menulis Bu Mila bingung harus berawal dari mana. 

Beruntung bagi Bu Jamila yang bergabung dalam group menulis bersama Omjay. Kekayaan pengalaman dan strategi yang dimiliki Omjay sangat membantu peserta belajar termasuk Bu Mila untuk mulai menulis. Setiap saat Omjay selalu mengirimkan topik tulisan berupa gambar, momen/peristiwa, lalu mengajak peserta belajar mulai menuangkan ide berdasarkan topik tersebut. Demikianlah Bu Mila menempa diri dalam gorup dan berkembang menjadi penulis profesional.

MENULIS DARI TANTANGAN

Dalam jadwal group menulis bersama omjay gelombang 5  hari Selasa, 14 April 2020, Omjay menghadirkan Prof. Eko Indrajit sebagai narasumber. Seorang sosok yang sangat dikagumi banyak orang. Profesor yang murah hati, bersedia mendengarkan setiap keluhan peserta belajar yang dibimbingnya dengan sabar. Kehadiran Prof. Eko malam ini membawakan ilmu baru sekaligus tantangan bagi para peserta belajar menulis online. Para peserta belajar menulis ditantang untuk bersedia menulis bersama Profesor dalam waktu satu minggu. Interval waktu yang sangat singkat untuk menulis sungguh menggugah dan sekaligus mengganggu perasaan peserta belajar tak terkecuali Bu Jamila. 

Terjadi pertentangan bantin Bu Mila antara terima atau menolak tentangan tersebut. Melalui sebuah perenungan yang panjang dan setelah dipertimbangkan secara matang, Bu Jamila berkeputusan menerima tantangan tersebut. Batas waktu yang ditetapkan untuk peserta yang bersedia menerima tantangan agar menyerahkan judul beserta outline sudah lewat. Dengan rasa cemas Bu Mila memberanikan diri dan mencoba mengirim judul dan outline pada tanggal 17 April 2020. Sungguh di luar dugaan, judul Bu Mila diterima dengan syarat harus memasukkan sekaligus dengan bab 1 pada hari Sabtu-nya. 

Keputusan yang telah diambil dengan prinsip "nekat", mengharuskan Bu Mila berjuang "menaklukkan tantangan" tersebut, walau harus jatuh bangun. Perjuangan Bu Mila ini lalu diabadikan sebagai kalimat judul salah satu bab, dalam bukunya yang berjudul "Design Thingking Membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar".


Bu Mila menyadari bahwa keputusan yang telah diambil menuntutnya untuk menerapkan konsistensi dan fokus sebagaimana yang telah diterapkannya dalam berkarya selama ini di Sekolah. Karena tanpa konsistensi dan fokus maka tentu tidak akan mencapai hasil yang diinginkan.

BERBAGI KIAT SUKSES MENULIS  BUKU

Karya sukses dalam wujud sebuah buku Design Thingking menjadi bukti sebuah tindakan nekat dari Bu Mila saat menerima tantangan Prof. Eko Indrajit. Buku ini juga sekaligus merupakan bukti bahwa resiko terbaik dari tindakan nekat yang kemudian menghasilkan penerimaan dan pengakuan. 

Menurut Bu Mila bahwa menulis harus didasari oleh 3 hal, yakni: niat, tekad dan nekat. Tiga hal yang berkaitan erat satu sama lain dan saling melengkapi. Niat adalah tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian yang maksimal membutuhkan tekad (keinginan yang kuat). Dan untuk mewujudkan tekad tersebut kita mesti nekat artinya memiliki keberanian. Tiga hal inipun sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan abad 21 peserta didik. Dengan demikian Guru sebagai agen perubahan harus berperan secara profesional baik dalam kapasitasnya sebagai tenaga pendidik, anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Lebih dalam upaya ini diuraikan tuntas dalam buku  karya bersama Bu Jamila dan Prof. Eko. 

Selain niat, tekad dan nekat, kiat sukses menulis ala Bu Mila adalah sesegeranya  menuliskan apa yang terlintas pada pikiran kita dan jangan ditunda. Fokus dan konsisten menulis. Abaikan masalah ejaan, tanda baca dan yang lainnya. Selesaikan dulu hingga tuntas tulisannya. Proses editingnya ada pada langkah paling akhir. Demikian kiat sukses menulis Bu Mila. 

SUKA DUKA MENULIS

Pengalaman menulis dalam waktu satu minggu tentu bukan hal yang mudah apalagi bagi penulis pemula seperti Bu Mila. Upaya menulis dan menghasilkan buku dalam waktu singkat menuntut ketekunan dan kerja keras. Ada saat tertentu pikiran sudah sumpek, blank, bahkan sampai Bu Mila merasa seperti sesak nafasnya. Ketika mengalami suasana hati demikian, Bu Mila memilih untuk menenangkan diri bahkan mendengarkan musik. 

Kendala terbesar yang dirasakan Bu Mila saat menulis adalah kesulitan memperoleh referensi yang sesuai. Kesulitan ini lalu dikeluhkan kepada Prof. Eko. Dengan sabar Prof. Eko lalu memberi motivasi dan membimbing bahkan membagikan ilmu menemukan sumber yang tepat dalam web maupun yuotube. Berkat ketekunan dan kesediaan menerima bimbingan dari guru yang penuh talenta, akhirnya Bu Mila pun menuai hasil manis dari usahanya tersebut. Sebuah kesukaan besar yang dialami ialah pengalaman menulis dari seorang penulis pemula Bu Mila, yang sekali menulis hasilnya langsung diterima dan diterbitkan pada penerbit mayor. 
Sungguh suatu pengalaman belajar yang sangat menginspirasi malam ini, semoga bermanfaat.
Salam guru hebat! Salam litrerasi. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IDE DALAM MENULIS

PENGALAMAN ADALAH INSPIRASI MENULISKU

Berbagi pengalaman Menulis Bersama Cikgu Tere