MIMPI BU DITTA

Moderator    : Bunda Kanjeng

Narasumber  : Ditta Widya Utami


MIMPI BU DITTA 
Oleh: Abraham Tefa, S.Pd

Malam yang dilewati dengan penuh semangat karena dalam acara belajar online melalui WA group kami didampingi narasumber penuh prestasi yang sangat rendah hati. Saat memperkenalkan diri sebagai pemateri, Bu Ditta langsung menampakkan kerendahan hati dengan memberikan penghargaan kepada Omjay dan PGRI selaku penyelenggara belajar online melalui group whatsapp. Sanjungan juga diberikan kepada peserta belajar yang lebih senior dalam karya dan pengabdian. 
Dengan tenang dan sabar Bu Ditta yang didampingi Bunda Kanjeng menguraikan pengalaman menulisnya. Sungguh sangat rinci dan lengkap, langkah demi langkah dijelaskan bagi kami peserta belajar. Bu Ditta menceritakan pengalaman menulisnya mulai dari saat kuliah hingga saat bekerja dan bergabung dalam komunitas yang membimbingnya menulis dan menerbitkan buku pada penerbit mayor. 

DIAWALI DARI MIMPI

Kegigihan membangun masa depan dengan disiplin dan terencana telah dirintis Bu Ditta sejak di bangku kuliah. Bermula dari membuat daftar 100 target mimpi yang dituangkan dalam sebuah karton besar dan ditempelkan pada dinding kos. Di antara 100 mimpi ini, salah satunya ialah menulis buku. Satu demi satu daftar ini dicoret setiap hari manakala mimpi tersebut telah terwujud. Mimpi menulis buku pun sebenarnya sudah terwujud tatkala bersama-sama teman kuliah meraih juara dua dalam lomba kreativitas mahasiswa tingkat jurusan. Buku yang dibuat bersama teman-teman dengan judul "Seri  Pertualangan Kimia" hanya satu sebagai prototipe sehingga mimpi menulis buku Bu Ditta belum dicoret dari daftar mimpi.

MANFAATKAN PELUANG WUJUDKAN MIMPI

Mimpi menulis buku yang telah dimuat dalam daftar 100 mimpi yang hingga sekarang belum diwujudkan, memaksa Bu Ditta terus bertekun melengkapi diri dan berusaha mencari peluang menggapai mimpi tersebut. Setelah meninggalkan kampus, Bu Ditta langsung terjun ke dunia kerja dalam bidang pendidikan sesuai basic ilmunya. Sepuluh tahun berselang antara masa kuliah dan mengabdi, peluang mewujudkan mimpi itu pun hadir. Wujud peluang itu ialah Bu Ditta dan temannya Bu Suprapti ditugaskan ketua panitia membukukan jalannya sebuah kegiatan. 

Bu Ditta sebelumnya bergabung sebagai panitia Workshop Best Practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kabupaten Subang. Perintah Ibu Hj. Rita Rosidah, M. MPd. selaku ketua MGMP langsung disambut baik Bu Ditta dan Bu Prapti. Tindak lanjut terhadap tugas yang diberikan, Bu Ditta dan Bu Prapti menuliskan buku hasil workshop tersebut. Buku yang ditulis diberi judul "Jejak Langkah Guru Subang". 

Selain buku Jejak Langkah Guru Subang, Bu Ditta pun memanfaatkan peluang dengan bergabung bersama komunitas-komunitas literasi dan mewujudkan mimpi. Buku hasil bergabung bersama komunitas literasi dalam bentuk buku antologi. 

MIMPI MENJADI NYATA

Pada saat menulis bersama-sama teman kuliah, menulis bersama teman MGMP, bahkan menulis buku antologi dalam komunitas literasi, sesungguhnya Bu Ditta telah mewujudkan mimpinya. Namun Daftar target 100 mimpi belum dicoret Bu Ditta. Alasan daftar mimpi yang belum dicoret karena hasil karya yang telah dibuat merupakan hasil karya bersama bukan hasil karya mandiri. Mimpi itu mulai nyata bermula dari Maret-April 2020. Waktu yang sangat berkesan dan membahagiakan Bu Ditta. Rentang waktu luang akibat pandemi covid-19 dimanfaatkan Bu Ditta untuk menulis buku solo pertama.

Berdasarkan kisah nyata dari anak didik yang diasuh dengan berbagai perilaku  baik ataupun kurang baik diangkat menjadi cerita. Kisah perilaku yang mengesankan sebagai guru bagi kehidupan Bu Ditta ini, kemudian ditulis dalam bentuk kumpulan cerpen  dengan judul "Lelaki di Ladang Tebu". Inilah buku solo pertama Bu Ditta yang tentunya meyakinkan dirinya sehingga secara tegas mencoret daftar mimpi. 

Langkah demi langkah yang telah dilalui Bu Ditta dalam mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Hasil yang telah dicapai tidak membuatnya puas dan berhenti berkarya. Pencapaian mimpi menulis buku solo pertama menjadi vitamin baru bagi Bu Ditta untuk bersemangat dan terus menulis demi menghasilkan karya berkualitas. Setiap kesempatan diberbagai komunitas yang melibatkan dirinya dimanfaatkan secara maksimal untuk belajar dan menambah pengetahuan.

MENGEMBANGKAN MIMPI LEWAT KOMUNITAS ONLINE

Pertama kali Bu Ditta bergabung dalam group belajar menulis online bersama Omjay pada tanggal 26 Maret 2020. Awal bergabung, Bu Ditta ditempatkan pada gelombang 8, namun kemudian dipindahkan Ia kembali pindah ke gelombang 7 karena masih ada kuota untuk 2 orang. Dalam komunitas belajar online ini, Bu Ditta memperoleh banyak sekali manfaat, bahkan ada kejutan-kejutan yang dialami dalam proses pembelajaran.  Melalui kiriman foto makanan, binatang dan berbagai momen dari Omjay, para peserta menulis online termasuk Bu Ditta diajak melatih diri menulis dari berbagai momen /gambar tersebut.  Hasil dari mengembangkan ide berdasarkan gambar/momen, Bu Ditta menulis  artikel "Kisahku dan Kurma Muda" yang dimuat dalam https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/kisahku-dan-kurma-muda.html?m=1.
Artikel ini menghantarkan Bu Ditta menerima satu paket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI. Bu Ditta pun pernah menerima hadiah dari PGRI sebagai bentuk penghargaan kepada peserta belajar online yang membuat resume terbaik. Momen ini kembali diabadikan dalam sebuah tulisan yang dapat ditemukan di sini πŸ‘‰https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1

Dalam kelas menulis online bersama Omjay, Bu Ditta juga berhasil menuliskan dua buah buku hasil berkolaborasi dengan Bunda Kanjeng dan Prof. Eko Indrajit.

DIDAMPINGI PROFESOR MENGEMBANGKAN MIMPI

Pengalaman yang sama seperti Cikgu Tere, Pak Roma, Bu Nora dan Bu Muda, dialami pula oleh Bu Ditta yang sama-sama bergabung dalam group belajar menulis online bersama Omjay. Saat kedatangan tamu seorang Profesor sebagai narasumber dalam kelas menulis online, para peserta termasuk Bu Ditta sangat berbahagia. Penyampaian Profesor  yang luwes, sikap yang bersahaja, sabar menanggapi dan menjawab semua pertanyaan serta keluhan peserta belajar, membuat mereka semua yang bergabung sangat bersemangat dan antusias dalam belajar. 

Saat ditantang Prof. Eko untuk mengikuti kegiatan menulis buku dalam satu minggu, Bu Ditta langsung menyambut baik dan menerimanya sebagai kesempatan mewujudkan mimpi bersama profesor. Prof. Eko meminta peserta yang hendak mengikuti tantangan menulis boleh memilih judul di Ekoji Cahnnel : https://www.youtube.com/channel/UCa3LCo2Zjy_h_NaWz1V2jOw kemudian judul serta outline yang ditulis dikirim ke beliau. 

Bu Ditta tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Tanggal 15 April 2020, Bu Ditta mengirimkan judul dan outline buku kepada Prof. Eko, ternyata diterima. Sejak saat itu ia menulis satu bab setiap hari hingga tanggal 21 April 2020 seluruh bab telah diselesaikan. Hari-hari selanjutnya Bu Ditta lalui dengan proses pengeditan didampingi oleh Prof. Eko. Sebuah tahapan yang membutuhkan konsentrasi dan waktu lebih banyak. Berkat ketekunan Bu Ditta dan kesediaan Prof. Eko membimbing dengan sabar walau Prof. Eko harus mengadakan kuliah online dan mengisi webinar PGRI bahkan kesibukan yang lainnya. Akhirnya proses pengeditan pun selesai berkat pendampingan Prof. Eko melalui WA group, google meeting dan zoom. 

WUJUDKAN MIMPI DI PENERBIT MAYOR

Berkat pendampingan Prof. Eko melalui tahap bimbingan klasikal pertama maupun tahap bimbungan  klasikal kedua dengan penerbit, maka pada tanggal 4 Juni 2020 adalah saat yang ditunggu-tunggu Bu Ditta dan kawan-kawan untuk menerima hasil apakah bukunya diterima atau ditolak oleh penerbit.  Sebuah penantian yang mendebarkan karena dari 20 buku yang dikirim harus melalui revisi minor, revisi mayor dan ada yang langsung diterima. Sungguh sebuah ungkapan syukur yang mendalam karena buku yang di Tulis Bu Ditta dengan judul "Menyongsong Era Baru Pendidikan" termasuk naskah yang langsung diterima penerbit untuk diterbitkan. Inilah buku pertama Bu Ditta yang diterbitkan oleh penerbit Mayor. 
Seusai dinyatakan naskah diterima penerbit, maka proses editing, layout dan lainya dilanjutkan oleh penerbit. Tanggal 12 Juli Bu Ditta menerima proof dan surat perjanjian kerja sama (kontrak). Selesai dipastikan, naskah dikembalikan ke penerbit hingga nyatalah mimpi yang diwujudkan melalui penerbit mayor. 

MENGUPAS MAKNA SEBUAH MIMPI

Setelah panjang lebar Bu Ditta menjelaskan pengalaman menulisnya yang diawali dari sebuah mimpi, kemudian ia mengajak kami mendalami isi bukunya yang baru selesai ditulis dan diterbitkan pada penerbit mayor. Menurut Bu Ditta tujuan menulis tiap orang berbeda-beda, ia menambahkan bahwa ada 3 jenis tulisan yakni: 1) menulis untuk mengabadikan momen, 2) menulis untuk mengabadikan buah kikiran dan 3) menulis untuk kebutuhan. 

Buku Bu Ditta yang berjudul Menyongsong Era Baru Pendidikan dikhususkan untuk menjawab kebutuhan guru/pendidik pada saat ini. Kesiapan seorang pendidik dimasa sekarang ini wajib untuk menguasai teknologi. Peserta didik yang hidup sebagai generasi Z dan generasi Alpha (generasi A) adalah generasi yang dekat dengan teknologi. Tantangan untuk memberikan pelayanan prima kepada generasi milenial inilah yang menuntut seorang pendidik harus menguasai teknologi. 

Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan diibaratkan Bu Ditta sebagai makanan pembuka (appetizer) dalam sebuah jamuan makan yang berfungsi merangsang nafsu makan sebelum hidangan utama (Main Course) dinikmati. Demikian informasi sederhana tentang teknologi yang kiranya membangkitkan semangat penguasaan teknologi para pendidik dalam mengembangkan kompetensi serta meNgaplikasikannya dalam pembelajaran  usai membaca buku ini. 

BERBAGI MIMPI MELALUI TANYA JAWAB

Dalam sesi tanya-jawab, Ibu Endartiningtyas menanyakan apa itu hidangan utama, Jika dalam buku Menyongsong Era Baru Pendidikan hanya sebagai makanan pembuka? 

Jawaban:  bahwa menu utamanya adalah para pendidik mengembangkan diri setelah membaca buku Menyongsong Era Baru Pendidikan, karena buku ini hanya merupakan pengembangan kompetensi dari TIK yang disarankan untuk dimiliki setiap pendidik. Buku ini akan bermanfaat lebih besar jika pendidik menindaklanjutinya dengan mengembangkan diri demi menaikkan level sesuai standar UNESCO.

Pertanyaan Bu Sineng, teknologi apa yang harus dimiliki oleh guru dalam Menyongsong Era Baru Pendidikan? dan untuk membuat kelas kondusif apabila siswa dan gurunya sama-sama menguasai teknologi.

Jawaban Bu Ditta, bahwa teknologi adalah alat. Yang terpenting adalah bagaimana agar siswa dapat menjadi aktif dalam pembelajaran. Di Satu sekolah, pemanfaatan Zoom mungkin bisa menjadi primadona namun di sekolah lain belum tentu. 

Ada sekolah yang bisa menggunakan office, ada yang cukup dengan Google Form. Ada yang pakai LMS, ada yang cukup nonton video yuotube. 

Apapun teknologi yang digunakan, sebisa mungkin harus tetap membuat pembelajaran yang bermakna. Namun demikian mempelajari dan menggunakan teknologi baru seperti Augment Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), atau aplikasi lainya adalah hal yang baik. 

KESIMPULAN

Apa yang kita tulis, bagaimana gayanya, isinya, semuanya bergantung pada niatan kita menulis. Apakah menulis untuk mengabadikan momen, mengabadikan buah pikiran, atau untuk memenuhi kebutuhan. 

Saat menulis sebuah buku, tulis saja hingga akhir baru kemudian diedit. Menulis untuk penerbit mayor membutuhkan proses mulai dari seleksi naskah, proses layout, editing, proofing, cetak hingga pemasaran. 

Demikian sepenggal cerita Mimpi bersama Bu Ditta yang sangat menginspirasi dan memotivasi. Semoga saya dan teman-teman yang membaca resume ini siap mewujudkan mimpi menyongsong era baru pendidikan.  Salam literasi. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IDE DALAM MENULIS

PENGALAMAN ADALAH INSPIRASI MENULISKU

Berbagi pengalaman Menulis Bersama Cikgu Tere